Sebuah tujuan yang terabaikan

9:43 AM Posted In Edit This 2 Comments »
Setiap insan pasti mempunyai tujuan yang berbeda-beda, begitu jg hal nya kita sebagai pelajar Indonesia yg sedang menempa ilmu di negeri kinanah ini, yaitu Mesir sebagai mam’baul ilmi pusat segala ilmu.

Tak heran jika Mesir adalah tempat yg banyak dikunjungi oleh para org2 yang cinta ilmu agama serta haus akan ilmu yang akan menjadi kaderisasi ummat nantinya. Banyak sekali pelajar yang tertarik dengan Negara ini, salah satu dari tujuan mereka datang ke Mesir ini adalah untuk menuntut ilmu, tak banyak juga yg berniat ingin memperdalam agama, serta menjadi khufadz. Itu semua adalah angan-angan kita sebelum melangkahkan kaki ke negeri ini, manusia tanpa tujuan hidupnya tak lain hanya seperti roda yang terus berputar tanpa tahu dimana titik berhentinya.

Manusia yang disiplin serta yang akan selalu menghargai waktu yang sukses nantinya. Kerasnya kehidupan di Mesir ini membuat kita tertuntut untuk kuat serta hidup mandiri. Sangat disayangkan sekali jika banyak dari waktu kita yang terbuang sia-sia, entah terbuang termakan oleh kemalasan kita sendiri, atau terbuang dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Banyak dari pelajar Indonesia yang terlena dengan kehidupan di Mesir ini, sebuah potret kehidupan yang penuh dengan silauan kenikmatan duniawi. Tak lain prioritas utama kita disini adalah sebagai mahasiswi yang disibukkan dengan bangku kuliah, namun semua itu belum kita rasakan, dengan kesibukan kita di Organisai ataupun aviliatif yang lain. Kuliah di Az-har hanya formalitas belaka, yang mana sangat berbeda sekali dengan dunia perkuliahan di tempat lain, problematika yang sering kita alami di kuliah adalah dari segi bahasa.

Penuturan duktur dengan bahasa ‘amiyah sangat asing sekali di telinga kita, bahasa yang belum pernah kita pelajari di pondok dahulu. Namun … itu semua tidak menutup kemungkinan kita untuk tidak maju dan bangkit dari keterpurukan ini. Tak ada yang sulit di dunia ini jika kita menjalaninya dengan sungguh-sungguh seta istiqomah. Memperbanyak teman dari Negara lain akan banyak membantu kita menguasai bahasa mereka, mayoritas masisir sekarang lebih cenderung menyukai untuk berkumpul dan berteman dengan teman satu daerah ataupun almamater.

Kita di sorot sebagai mahasiswa yang menguasai bahasa Arab, bukan sebaliknya ketika kita kembali ke Indonesia nanti justru bahasa daerah kita yang lancar. Al-azhar hanya sebagai kunci awal kita menuju gerbang kesuksesan, selanjutnya terletak pada individu masing-masing ingin membuka gerbang itu kemana.

Sungguh dilema yang tak kunjung reda, ketika niat suci ternodai begitu saja. Sering kita menyadari apa yang tlah kita dapatkan di Mesir ini, apakah hapalan Qur’an kita bertambah? Apakah ilmu kita bertambah luas? Apakah talaqqi serta tahsin kita jalan? Semua itu kita kembalikan pada diri kita masing-masing, hanya diri kita yang mampu menjawabnya.

Penulis pun terkadang mengalami dilema semacam ini, kita bukanlah manusia sempurna, terkadang keimanan seseorang ada kalanya bertambah dan di lain sisi berkurang, tergantung bagaimana diri ini memeranginya. Petahanan benteng diri pun harus selalu di lakukan, agar kita tidak terjerumus ke dalam lembah kenistaan. Tak menutup kemungkinan pula jika banyak dari masisir yang sukses dalam bidang akademisi, banyak dari mereka yang rajin mengikuti talaqqi seta tahsin, dan ada pula yang benar-benar istiqomah terhadap hapalan Qur’an.

Bukanlah seorang az-hari jika tidak hapal Al-Qur’an, banyak dari pelajar Indonesia khususnya yang menyandang predikat Mumtaz atau jayyid jiddan, serta masih banyak lagi prestasi-prestasi masisir yang belum terungkap. Hendaknya mengaca pada diri kita akan kemampuan kita, jika banyaknya aktfitas kita yang menganggu konsentrasi belajar, seta konsentrasi hapalan, mulailah melakukan manajemen diri, serta pintar mensiasati waktu, sekecil apapun waktu kita untuk belajar serta mengahapal Al-Qur’an jujurlah pada diri kita masing-masing, mulai menata diri dengan menepati janji yang sudah kita azamkan.

Jika kita menelisik kembali dengan maraknya masalah keterlambatan MABA Indonesia yang akan berangkat ke Mesir, membuat kita sedikit cemas akankah masalah seperti ini akan terjadi setiap tahunnya. Masalah ini berawal dari terlambatnya MABA kedatangan 2008-2009, serta merambat kepada masalah terlambatnya MABA kedatangan 2009-2010 dalam mengikuti imtihan qobul. Entah apa yang akan terjadi di tahun selanjutnya, semua jajaran terkait sudah berusaha sekuat tenaga, namun kita hanya dapat berdoa agar permasalahan semacam ini tidak terjadi nantinya. Wallahu a’lam bis showab ….

Kita adalah harapan bangsa, masyarakat serta keluarga, air mata harapan orang-orang yang mencintai kita tlah tertumpah ketika menghantarkan langkah awal kita untuk menuju ke Negeri seribu menara. Jangan kita nodai harapan mereka serta niat dan tujuan kita yang tulus, Allah akan selalu bersama orang yang menuntut ilmu di jalan-Nya. Inilah sedikit gambaran dari problematika yang sering kita alami, semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diingatkan dan selalu berada di jalan-Nya. Amin ….

2 comments:

cenit suryana ^___^ said...

di edit say tulisanya jadi pada numpuk numpuk gth,,klo ga cari tempalte baru..klik pengaturan terus edit html,,cari tempalate yg enak biar ngeblog makin hepi met belajar terus..pelan pelan jg bisa ndiri ^_^

Gadis Perantauan said...

Iy say ,,,, tar dech klo ke rumah belajar lgi ma ente :) Makasih sayng ...