Mengukir sebuah catatan hidup ...

2:41 AM Posted In Edit This 0 Comments »


Kairo, 16 Mei 2010, 12.24 PM

"Menulislah maka kau abadi"
Tulisan kita ibarat setapak yang bisa membawa orang ke mata air atau nyala lilin di kegelapan (Bunda Gola Gong). Sebuah susunan kata sederhana namun menyimpan berjuta makna.

Menulislah maka kau abadi, dengan menulis kita mulai memahat sejarah. Dengan sejarah muncullah sebuah peradaban, dan kita memulai sebuah awal identitas baru yang akan selalu di kenang zaman.

Di zaman yang serba modern saat ini, sangat sulit merangkul masyarakat yang haus akan ilmu tertutama agama. Terbentangnya jarak, sulitnya mengadakan sebuah da'wah bil kalam. Maka jalan satu-satunya adalah dengan da'wah bil qolam.
Sebuah da'wah yang terlihat simple dan sederhana. Namun tak semua orang dapat melakukan dengan idealisme masing-masing.

Bagaimana para ulama terdahulu yang berjuang untuk terus menulis hadist ataupun membuat buku karangan2 berjilid walau hanya dengan pelepah kurma ataupun potongan2 tulang2 hewan. Karena sangat minimnya alat tulis saat itu. Sayyid Quthub selama di penjara tak henti-hentinya menulis tafsir di dinding2 penjara, kerena kegigihannya beliau dapat menciptakan jilidan buku tafsir yang sekarang kita nikmati isinya.

Perang idealisme sangat kita butuhkan, oleh karena itu kita harus mempunyai kemampuan menuliskan gagasan atau pendapat kita ke dalam sebuah tulisan. Sebuah tulisan yang dapat di nikmati oleh orang banyak. Penulis bukanlah seseorang yang berbakat dalam bidang jurnalistik, dan bukanlah seseorang yang maniak dengan buku. Tak ada salahnya mencoba sesuatu yang akan menjadi tantangan kita.

Membungkus sebuah pemikiran atau ide ke dalam sebuah tulisan yang menarik dan renyah, tak semudah yang kita bayangkan. Di saat ide menggumpal menjadi satu dalam otak, di saat insprasi datang dan jiwa meluap. Seolah-olah semua itu ingin kita tumpahkan ke dalam racikan tulisan, dengan bumbu yang lezat. Tiba-tiba jari-jari ini kaku, dan serasa sulit untuk menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang dapat di pahami.

Otak serasa tumpul dan pikiran terkunci. Kemanakah gerangan ide-ide itu lari??!
Tangan tak kuasa bergerak, pikiran seolah-olah mati, hanya kaki lah yang tergerak seakan ingin mengejar larinya ide. Di situlah letak kesulitan kita menuangkan sebuah gagasan-gagasan. Adakah solusi untuk itu semua? Semua pasti ada jalan, tinggal bagaimana kita mencoba mencari titik pencerahan.

Inspirasi datang dengan sendiri, tanpa harus kita mengundangnya. Namun secepat itu ia datang, maka akan secepat itu pula ia pergi. Di saat ia datang, jangan pernah sekalipun mencoba untuk mengusirnya. Sambut ia dengan baik, dan susunlah ia menjadi sebuah susunan cerita, yang akan dinikmati banyak orang.

Tulisan dapat menghipnotis pembacanya, membuatnya tertawa, menangis, bahkan membuatnya bingung dan diam seribu bahasa. Inilah kehebatan dari penggalan-penggalan huruf yang terdiri dari huruf A hingga Z.
Seakan tulisan menjadi penyulap dan penghipnotis.

Di saat inspirasimu hilang, cobalah untuk membuat satu paragraph, maka dengan sendirinya kau akan menemukan banyak ke ajaiban". Inilah sebuah ungkapan yang dinyatakan oleh Anis Matta. Dari sini dini mencoba menerapkan ketika pikiran terkunci. Metode yang di ungkapkan Anis Matta dapat menjadi kunci pembuka pikiran yang mati dan terkunci.

Itulah sejuta keajaiban yang kita temukan di saat kita menulis. Dengan menulis kita mencoba mengukir sejarah hidup yang akan menjadi saksi hidup kita kelak. Tanamkan dari sekarang, kecintaan kita mendokumentasikan sesuatu dalam sebuah cerita.
Sebuah kebanggan tersendiri ketika kita mampu mengubah puluhan abjad menjadi alinea cerita. Ketika kita mampu menyalurkan energi positif kepada orang lain, maka kita tlah berhasil memberikan setruman kepada pembaca.

Jadilah seseorang yang mampu memberi manfaat dan menjadi sahabat bagi yang lain bukan sebaliknya menjadi musuh. "Khoiru an-naasi man 'anfauhum linnasi. Selamat mencoba dan teruslah menulis ....!
Salam penulis ...


0 comments: